Rabu, 31 Oktober 2012

JADILAH ORANG ISTIMEWA TAPI JANGAN MERASA TINGGI


Orang yang angkuh dengan kata katanya hanya menunjukkan kesempitan pengetahuan dan wawasannya. 
Dia hanya sedikit mengenal dunia, sehingga bicara seolah olah menguasainya. Sedang orang yang cerdas dan berwawasan luas pastilah rendah hati, karena dia mengerti betapa kecilnya ia, betapa sedikit ilmunya di banding luasnya samudra ilmu dan cakrawala dunia

Ia adalah orang yang belajar dari ilmu padi, makin berisi makin merunduk..Ia adalah orang yang belajar dari ilmu laut,..bahwa "..alasan mengapa laut selalu dipuji oleh ratusan aliran air dari pegunungan adalah karena ia selalu merendah di bawah mereka..."

Rendah hati bukanlah rendah diri,..
Karena orang yang rendah hati sadar sepenuhnya bahwa sombong, angkuh, dan arogan adalah sikap dan perbuatan yang sama sekali tidak berdasar.." 
Sementara orang yang sombong, angkuh, dan arogan pa dasarnya adalah orang yang rendah diri....

PERUBAHAN HIDUP

Kita tidak pernah melihat bintang bintang bergerak, walaupun mereka bergerak dengan kecepatan lebih dari sejuta kilometer per hari. Kita tidak pernah melihat pohon tumbuh, atau memperhatikan diri kita yang semakin tuasetiap harinya. Kita bahkan tidak melihat jarum jam bergerak.{Renungkan tentang apa yang telah anda capai,orang orang yang memperhatikan anda, pengalaman yang telah anda dapatkan,keahlian dan minat yang anda miliki, apayang anda percayai, dan hal hal terindah dalam hidup anda. karena hidup dan kesempatan itu hanya datang sekali}

MAKNA HIDUP

Hidup adalahTentang siapa saja yang kau cintai dan kau sakiti Tentang bagaimana perasaanmu tentang dirimu sendiriTentang kepercayaan, kebahagiaan dan welas asih. Mengatasi rasa cemburu, mengatasi rasa tak peduli dan membina kepercayaanTentang apa yang kau katakan dan kau maksudkanTentang menghargaiorang apa adanya Hidup adalah tentang pilihan pilihan itu.

HIDUP ADALAH SEBUAH RODA

Hidup adalah sebuah roda yang senantiasa berputar. Kita tidak tahu apakah roda itu akan berhenti pada titik terbawah atau roda itu akan berhenti pada titik teratas. Kebahagiaan atau kepedihan dapat terjadi begitu saja seperti roda yang berputar kencang. Itulah hidup, seperti sebuah roda yang senantiasa berputar. Kita tidak bisa memaksa roda itu berhenti di atas atau di bawah, tapi kita bisa memaksa diri kita menghadapinya dengan cara cara yang bijak.

KEBAHAGIAAN ADALAH???

Ada ungkapan bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang sulit untuk diraih, untuk dimiliki. Padahal jika ditanya kembali pada hati kecil masing masing maka kebahagiaan itu tidak jauh dari diri kita sendiri. Begitu dekat da begitu nyata, hingga kita tidak menyadari bahwa kita sudah memilikinya.

Alangkah malangnya orang yang tidak bisa menerima dirinya sendiri, hingga harus menjadi diri orang lain. Kadang kita tidak menyadari bahwa kita punya arti buat seseorang. Pencarian akan cinta membuat kita lelah, sehingga kita menjadi begitu buta hingga tidak menyadarinya.

Seandainya kita bisa menghargai diri sendiri, bisa menerima apa adanya dan menyadari bahwa kita begitu berharga buat diri sendiri dan orang lain. Disaat semua itu bisa dirasakan maka kebahagiaan ada dipangkuanmu dan kamu tidak akan menginginkan apa apa lagi. Selain mensyukurinya senantiasa slalu.

Jadi intinya kebahagiaan adalah kemampuan kita mensyukuri segala sesuatunya, kebaikan maupun keburukan yang ada didiri kita.

BERKACALAH PADA DIRI SENDIRI

Ketika kita melihat ketidak benaran mengemuka: disparitas sosial, pemerkosaan hak hak hidup, penindasan, kesewenang wenangan, perusakan lingkungan, dan banyak lagi, hati kita meronta, jiwa ini terpanggil.
Kenyataan memang harus dikabarkan. Melawan segala bentuk kedzaliman harus terus digelorakan. Melewati ruang, melintasi waktu.

Namun yang tak kalah penting, bagaimana kita melihat diri sendiri. Siapakah kita? Apa yang telah kita perbuat? Karena sesungguhnya penaklukkan ter besar adalah menaklukkan diri sendiri.

Sumber " Tabloid Hidayah "

Senin, 29 Oktober 2012

Cara Mendapatkan Uang dari Internet, Blogspot, dll

Postingan kali ini saya akan membahas 10 Cara Menghasilkan Uang Dari Blog Utawa Bisnis Online Internet. Siapa sih yang tidak mau menghasilkan uang tanpa harus capek-capek bekerja alias dengan kita hanya duduk santai di depan PC/Laptop dirumah kita dan bisa mengalirkan dolar ke rekening dengan sendirinya, ya lumayan dong untuk penghasilan tambahan apalagi mahasiswa seperti saya ini.

Mungkin teman-teman sekalian bertanya-tanya apa mungkin kita dapat mendatangkan duit / uang sedemikian mudahnya atau bagaimana caranya itu bisa dilakukan ???
Baik berikut Tips atau 10 Cara Menghasilkan Uang Dari Blog Utawa Bisnis Online Internet:
 
1.     Tentunya yang pertama anda memiliki Blog atau Website, kalau belum ada anda bisa memulainya dari sekarang.
2.   Kemudian buatlah blog / website anda se professional mungkin dengan menghadirkan banyak konten yang menarik.
3.      Datangkan pengunjung sebanyak mungkin ke blog atau website anda, yang pastinya untuk melakukan hal ini anda harus akrab dengan yang namanya SEO (mengoptimalkan Search engine untuk mendatangkan banyak pengunjung).
4.    Bergabunglah dengan penyedia iklan dan pasanglah iklan PPC (Pay-Per-Click) dimana mereka akan membayar kita perklik dari iklan yang kita pasang contoh seperti Google Adsense, atau yang domestic seperti IdBlogNetwork, AdsenseCamp, KlikSaya, PPCIndo, KumpulBlogger dan masih banyak yang lainnya. Semua penyedia iklan diatas mempunyai variasi masing-masing dalam membayar kita ada yang 200-300 perklik ada yang 1500-2000 per klik dan ada yang sampa 1 $ dolar perklik.
5.      Mengikuti Program Affliasi yaitu dengan cara  menjadi anggota program affiliasi dan "menjual" produk atau layanan pihak ketiga kepada pengunjung blog atau situs Anda. Dimana kita akan mendapatkan komisi biasanya 10 % dari setiap produk mereka yang terjual diblog kita. Berikut contoh-contoh program affiliasi seperti Google Affiliate, Amazon Associates, ClickBank, Commission Junction, Affiliate Fuel dan masih banyak yang lainnya atau anda dapat mencari program Affliasi yang Lokal/domestik.
6.      Bergabung dan mengikuti Program Paid To Review yaitu program dimana anda akan diminta untuk menulis review produk atau jasa tertentu dan akan mendapatkan komisi atas review yang Anda tulis di blog Anda. Dimana semakin bagus pagerank anda semakin banyak program review yang berdatangan, pembayarannya biasanya 500 rb sampai 2 juta. Berikut yang menyediakan Program Paid to Review seperti SponsoredReviews.com, ReviewMe, Blogsvertise, BuyBlogReviews.com. Dan ada juga yang Lokal asli Indonesia seperti IdBlogNetwork,  dan ReviewMu.com
7.    Dengan cara yang lebih konvensional yaitu menjual produk karya anda sendiri di blog / website kesayangan anda misalnya menjual e-book atau mungkin yang sifatnya lebih ke fisik atau barang.
8.    Menyediakan banner dan informasi tentang anda supaya pengunjung yang tertarik dapat memasang iklan pada blog anda. Ini tergantung pada kesepakatan antara kedua belah pihak dimana biasanya iklan banner dipasang dalam satu bulan di blog anda dengan bayaran tertentu.
9.    Menjual Jasa Keahlian Anda sendiri misalnya anda ahli dalam programming, web design, menulis atau bahkan memasak dengan program kursus online misalnya. Mungkin saja karena tulisan-tulisan di blog anda sangat menarik dan professional dalm suatu bidang tertentu maka tidak mustahil anda akan diundang untuk menjadi pembicara dalam seminar-seminar.
10.Menerbitkan Blog Anda Menjadi sebuah buku, ini adalah cara paling praktis mendapatkan uang lewat blog. Tulisan-tulisan yang sudah kita posting di blog kita mungkin tidak terasa sudah cukup banyak dan menarik untuk di baca sehingga kita punya niat untuk menjadikan itu sebuah buku. 
Itulah ke 10 Cara Menghasilkan Uang Dari Blog | Bisnis Online Internet, semoga saja ini dapat membantu atau menambah referensi anda dalam menghasilkan uang lewat dunia internet. Dan sekali lagi menghasilkan uang di internet itu rada-rada susah, prosesnya yang pasti susah tapi setelah itu kita hanya duduk santai menunggu dolar/ uang mengalir sendiri ke rekening kita. Sehingga tidak mustahil anda akan seperti Yaro Starak yaitu salah satu pelaku bisnis online yang sukses menggunakan media blog sebagai sarana penghasil uang. Dengan membuat situs game  sederhana, hingga mampu menjual situs komersial yang dibuatnya - BetterEdit.com - Yaro saat ini berpenghasilan kurang lebih $78,000 per tahun atau setara Rp. 735.000.000 per tahun (sebagai peringkat ke-31 Blogger Berpenghasilan Terbesar 2007, versi Paula Mooney).
Semoga bermanfaat Kawan....!!!!

Sabtu, 27 Oktober 2012

Keluh Kesah


Sering kali bahkan tanpa kita sadar kata-kata "Aah..", "Aduh", "Sayang sekali", "Kenapa yah?", "Koq aku dapet masalah terus?", dan kalimat-kalimat lainnya yang terkesan "Keluhan" keluar dari bibir kita. Kata-kata ringan tapi punya makna belum bisa menerima apa setulus hati apa yang sedang dialaminya, entah itu ujian dalam bentuk musibah besar atau yang kecil sekalipun. 
Satu ketika seorang sahabat bertutur, "Kenapa yah koq akhir-akhir ini berbagai musibah menimpaku? Ditambah lagi teman-teman mulai kurang perhatian padaku dan aduh aku jadi tidak dipercaya. Ada yang bilang kurang perhatianlah, nggak adillah, inilah itulah. Aku jadi bingung. Padahal aku sudah berusaha berbuat apa yang aku bisa. Aku jadi sedih. Kenapa semua berakhir seperti ini?"
Seseorang yang mulanya berniatan mulia, ketika mendapat tekanan-tekanan dari sekelilingnya bisa saja mengeluarkan penuturan seperti di atas. Di satu sisi dia ikhlas menerima apa yang sedang dialaminya, tapi disisi lain ada bisikan-bisikan yang membuatnya menyesali keadaan. 

Keluh kesah yang terpancar lebih disebabkan karena mengikuti dorongan hawa nafsu, tidak mampu menahan rasa pedih atau emosi batin, kurang bersyukur terhadap nikmat yang begitu banyak dibandingkan bencana yang baru menimpa, atau karena kelemahan iman terhadap qadha dan qadar, sehingga tidak memahami hikmah dibalik bencana tersebut. 

Kenapa sih mesti ada musibah? Musibah itu adalah sarana ujian atas prestasi keimanan seseorang. Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang paling besar mendapat ujiannya adalah para nabi, kemudian para syuhada, kemudian orang-orang setingkat dengannya." Disamping itu, musibah merupakan sarana untuk mengukur kebenaran iman. Alloh menurunkan musibah agar kita benar-benar bisa mengukur apakah benar kita beriman atau tidak? atau bisa jadi musibah diturunkan sebagai azab atas kemaksiatan dan kekufuran agar kita menjadi jera. Bukankah diturunkannya azab di dunia lebih baik dari pada di akhirat kelak? Agar kita lebih dulu menyadari kesalahan dan dosa-dosa kita. Subhanalloh betapa cintanya Alloh pada orang-orang yang mendapat musibah dan berhasil memupuk kesabaran atas dirinya. Alloh berfirman dalam surat Ar-Rum:41, "Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar." 

Kunci utama dari pemecahan masalah ini adalah sabar, yaitu menahan diri dari keluh kesah, amarah, apalagi dari harapan mendapat belas kasihan dari orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Sabar itu tatkala menghadapi ujian musibah yang pertama." Karena pada saat-saat itulah Alloh menguji iman seseorang, apakah dia berhasil melawannya dengan mengembalikan segala urusannya pada Alloh dan memendam emosinya dalam-dalam, atau malah semakin larut dalam duka yang berkepanjangan hingga selalu merasa gelisah. 

Apakah bersabar dengan memendam emosi dapat menyelesaikan masalah? Tentu saja belum. Setidaknya dengan memendam emosi, ada perasaan tenang di hati kita. Ketika perasaan tentram itu datang, akan ringanlah bagi kita untuk berpikir jernih. Ketika ujian kesabaran telah kita lewati, selanjutnya kita harus mencek dan ricek kembali apa hakikat dari musibah-musibah yang telah kita alami.
Mari kita telaah setiap permasalahan / musibah yang sedang kita hadapi, agar kita terbebas dari penyakit keluh kesah, dengan:
  • Menjauhi semua penyebab timbulnya penyakit keluh kesah.
  • Mempelajari akibatnya.
  • Memahami makna sabar dan seluruh manfaatnya.
  • Meyakini bahwa cobaan adalah takdir dari Alloh yang terbaik bagi kita, dan kelak akan terbukti hikmahnya.
  • Menahan emosi semaksimal mungkin sehingga tidak menimbulkan reaksi negatif terhadap tindakan fisik.
  • Jika masih ada rasa kesal, segera beranjak dari tempat duduk, ambil air wudhu dan baca istighfar sebanyak 3 kali.
  • Berdoa, "Ya Alloh, selamatkanlah aku dalam musibahku ini, dan semoga engkau menggantinya dengan sesatu yang lebih baik daripada ini."
  • Selalu bersyukur akan nikmat yang diterima.
Bagaimanapun musibah menuntun kita kejalan yang lebih baik dan lewat musibahlah Alloh mengabulkan do'a yang sering kita panjatkan, "Ya Alloh, tuntunlah kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhoi." Agar kita tergolong orang-orang yang beruntung dikehidupan mendatang. Semoga kita bisa mengganti kata Aduh, Sayang Sekali, Kenapa Yah? dengan kata-kata yang lebih punya makna seperti "Masya Alloh", "Astaghfirullah", dan kata-kata lain yang lebih bisa menentramkan hati kita. Wallahu a'lam bishawab.

-- Surat dari Anak yang di ABORSI --



  Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh Teruntuk Bundaku tersayang...


Dear Bunda... 

   Bagaimana kabar bunda hari ini? Semoga bunda baik-baik saja...nanda juga di sini baik-baik saja bunda... Allah sayang bange...t deh sama nanda. Allah juga yang menyuruh nanda menulis surat ini untuk bunda, sebagai bukti cinta nanda sama bunda.... Bunda, ingin sekali nanda menyapa perempuan yang telah merelakan rahimnya untuk nanda diami walaupun hanya sesaat... Bunda, sebenarnya nanda ingin lebih lama tinggal di rahim bunda, ruang yang kata Allah paling kokoh dan paling aman di dunia ini, tapi rupanya bunda tidak menginginkan kehadiran nanda, jadi sebagai anak yang baik, nanda pun rela menukarkan kehidupan nanda demi kebahagiaan bunda. Walaupun dulu, waktu bunda meluruhkan nanda, sakit banget bunda....badan nanda rasanya seperti tercabik-cabik... dan keluar sebagai gumpalan darah yang menjijikan apalagi hati nanda, nyeri, merasa seperti aib yang tidak dihargai dan tidak diinginkan. Tapi nanda tidak kecewa kok bunda... karena dengan begitu, bunda telah mengantarkan nanda untuk bertemu dan dijaga oleh Allah bahkan nanda dirawat dengan penuh kasih sayang di dalam syurga Nya.
   Bunda, nanda mau cerita, dulu nanda pernah menangis dan bertanya kepada Allah, mengapa bunda meluruhkan nanda saat nanda masih berupa wujud yang belum sempurna dan membiarkan nanda sendirian di sini? Apa bunda tidak sayang sama nanda? Bunda tidak ingin mencium nanda? Atau jangan-jangan karena nanti nanda rewel dan suka mengompol sembarangan? Lalu Allah bilang, bunda kamu malu sayang... kenapa bunda malu? karena dia takut kamu dilahirkan sebagai anak haram... anak haram itu apa ya Allah? Anak haram itu anak yang dilahirkan tanpa ayah... Nanda bingung dan bertanya lagi sama Allah, ya Allah, bukannya setiap anak itu pasti punya ayah dan ibu? Kecuali nabi Adam dan Isa? Allah yang Maha Tahu menjawab bahwa bunda dan ayah memproses nanda bukan dalam ikatan pernikahan yang syah dan Allah Ridhoi. Nanda semakin bingung dan akhirnya nanda putuskan untuk diam. Bunda, nanda malu terus-terusan nanya sama Allah, walaupun Dia selalu menjawab semua pertanyaan nanda tapi nanda mau nanyanya sama bunda aja, pernikahan itu apa sih? Kenapa bunda tidak menikah saja dengan ayah? Kenapa bunda membuat nanda jadi anak haram dan mengapa bunda mengusir nanda dari rahim bunda dan tidak memberi kesempatan nanda hidup di dunia dan berbakti kepada bunda? Hehe,,,maaf ya bunda, nanda bawel banget... nanti saja, nanda tanyakan bunda kalau kita ketemu.
    Oh ya Bunda, suatu hari malaikat pernah mengajak jalan-jalan nanda ke tempat yang katanya bernama neraka. Tempat itu sangat menyeramkan dan sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal nanda di syurga. Di situ banyak orang yang dibakar pake api lho bunda...minumnya juga pake nanah dan makannya buah-buahan aneh, banyak durinya...yang paling parah, ada perempuan yang ditusuk dan dibakar kaya sate gitu, serem banget deh bunda. Lagi ngeri-ngerinya, tiba-tiba malaikat bilang sama nanda, Nak, kalau bunda dan ayahmu tidak bertaubat kelak di situlah tempatnya...di situlah orang yang berzina akan tinggal dan disiksa selamanya. Seketika itu nanda menangis dan berteriak-teriak memohon agar bunda dan ayah jangan dimasukkan ke situ.... nanda sayang bunda... nanda kangen dan ingin bertemu bunda... nanda ingin merasakan lembutnya belaian tangan bunda dan nanda ingin kita tinggal bersama di syurga... nanda takut, bunda dan ayah kesakitan seperti orang-orang itu... Lalu, dengan lembut malaikat berkata... nak,kata Allah kalau kamu sayang, mau bertemu dan ingin ayah bundamu tinggal di syurga bersamamu, tulislah surat untuk mereka... sampaikan berita baik bahwa kamu tinggal di syurga dan ingin mereka ikut, ajaklah mereka bertaubat dan sampaikan juga kabar buruk, bahwa jika mereka tidak bertaubat mereka akan disiksa di neraka seperti orang-orang itu. Saat mendengar itu, segera saja nanda menulis surat ini untuk bunda, menurut nanda Allah itu baik banget bunda.... Allah akan memaafkan semua kesalahan makhluk Nya asal mereka mau bertaubat nasuha... bunda taubat ya? Ajak ayah juga, nanti biar kita bisa kumpul bareng di sini... nanti nanda jemput bunda dan ayah di padang Mahsyar deh... nanda janji mau bawain minuman dan payung buat ayah dan bunda, soalnya kata Allah di sana panas banget bunda... antriannya juga panjang, semua orang sejak jaman nabi Adam kumpul disitu... tapi bunda jangan khawatir, Allah janji, walaupun rame kalo bunda dan ayah benar-benar bertaubat dan jadi orang yang baik, pasti nanda bisa ketemu kalian. Bunda, kasih kesempatan buat nanda ya.... biar nanda bisa merasakan nikmatnya bertemu dan berbakti kepada orang tua, nanda juga mohon banget sama bunda...jangan sampai adik-adik nanda mengalami nasib yang sama dengan nanda, biarlah nanda saja yang merasakan sakitnya ketersia-siaan itu.
    Tolong ya bunda, kasih adik-adik kesempatan untuk hidup di dunia menemani dan merawat bunda saat bunda tua kelak. Sudah dulu ya bunda... nanda mau main-main dulu di surga.... nanda tunggu kedatangan ayah dan bunda di sini... nanda sayang banget sama bunda....muach!


----------------------------------------------


                       STOP PACARAN and SEX BEFORE MARRIED... AVOID to ABORTION...!!!!!
                                                             Bumiayu,27 Oktober 2012
                                                                      By.Mas Han's

Rabu, 24 Oktober 2012

Hati yang Sabar & Ikhlas, Kunci Kebahagiaan dalam Rumah Tangga

Pernikahan adalah sebuah jalinan suci yang menciptakan sebuah keluarga baru dimana bersatunya sepasang manusia yaitu pria dan wanita menjadi sepasang suami dan istri yang kemudian akan menjalani kehidupan baru yaitu rumah tangga.
 
 Dalam rumah tangga kadang terjadi perbedaan pendapat antara suami dan istri sehingga menimbulkan pertengkaran, dan hal ini adalah wajar karena setiap orang memang memiliki pendapat masing-masing. Yang membuat tidak wajar adalah ketika pertengkaran itu terjadi secara terus menerus, dan kadang kala menimbulkan tindakan fisik yang bersifat melukai.

Hal ini tentunya sangat tidak di harapkan dalam sebuah hubungan rumah tangga, maka dari itu usahakan untuk selalu meredam ego dan menumbuhkan rasa sabar dihati. Jika memang terjadi perbedaan pendapat, maka dapat diselesaikan secara baik-baik, dan penuh kasih sayang, Karena sebagai pasangan suami istri adalah wajib hukumnya untuk saling menyanyangi dan mengasihi, dan kita semua juga tahu bahwa didalam kasih sayang tidak ada rasa ingin menyakiti. Maka dari itu tumbuhkanlah selalu rasa kasih sayang yang suci dengan didasari niat untuk membahagiakan pasangan.

Alangkah indahnya jika hari-hari dalam rumah tangga selalu dipenuhi dengan rasa pengertian yang tulus ikhlas, Karena sepasang suami istri harus saling mengerti dan memahami satu sama lain. Inilah pentingnya keterbukaan antara keduannya. Karena segala sesuatu yang ditutupi kadang akan menimbulkan pertanyaan dan rasa curiga sehingga akan menimbulkan sebuah pikiran yang negatif. Pikiran negatif adalah pemicu awal sebuah konflik dalam rumah tangga. Maka ikhlaskan hati untuk memahami atau mengerti pasangan kita agar kita tahu apa yang dia inginkan. Langkah awal membahagiakan pasangan adalah ketika kita mengetahui apa yang diinginkannya.

1 hal lagi yang membuat rumah tangga menjadi bahagia adalah keharmonisan. Rumah tangga yang harmonis adalah salah satu wujud dari suksesnya hubungan rumah tangga. Untuk menciptakan sebuah hubungan yang harmonis sangat diperlukan sebuah komunikasi yang baik diantara kedua pasangan. Alangkah bahagiaanya jika dalam komunikasi tersebut sering diisi oleh candaan atau gurauan yang menghadirkan keceriaan, karena keceriaan adalah salah satu bibit unggul penumbuh kebahagiaan. Salah satu faktor lain sebagai pencipta keharmonisan adalah rasa saling percaya. Jika kepercayaan sudah terjalin dengan sangat kuat, maka hubungan rumah tangga pun juga akan kuat karena sering dalam rumah tangga terjadi rasa cemburu yang disebabkan pasangannya dekat dengan orang lain. Jika tidak ada rasa kepercayaan maka akan hadir kecurigaan dan fikiran yang negatif yang akan menimbulkan pertengkaran.

Semoga rumah tangga kita semua selalu dilingkupi dengan kasih sayang, pengertian, kepercayaan, kesetiaan, dan kebahagiaan. Amien

Bumiayu, 24 Oktober 2012

 
 
 Mas Han's
 

Selasa, 23 Oktober 2012

Koin Penyok

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu
arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur.
Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya
sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut
memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, sandang dan
pangan. Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering
marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang
layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin
bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan,
yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya
terantuk sesuatu.
Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
"Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok, " gerutunya kecewa.
Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.
"Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu
memberi saran.
Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor.
Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.
Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia
lakukan dengan rejeki nomplok ini.

Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu
sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena
istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan
jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar,
dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel.
Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.
Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada
waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar
kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin
itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar
dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai
istrinya.

Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa
lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang. Di tengah perjalanan dia
melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah
barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak
berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200
dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya
menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak
ke pengrajin dan beranjak pulang.



Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima.
Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat
itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati,
merampas uang itu, lalu kabur.


Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya
berkata, "Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan ? Apa yang diambil oleh perampok tadi?"
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa..
Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam
dalam kepedihan yang berlebihan? Sebaliknya, sepatutnya kita bersyukur atas
segala karunia hidup yang telah Tuhan berikan pada kita, karena ketika
datang dan pergi kita tidak membawa apa-apa.

Minggu, 21 Oktober 2012

Lelaki Yang Gelisah Diseberang Jalan



Dari pinggir kaca nako, di antara celah kain gorden, saya melihat lelaki itu mondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah saya. Tangannya yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat di keningnya.

Dada saya berdebar menyaksikannya. Apa maksud remaja yang bisa jadi umurnya tak jauh dengan anak sulung saya yang baru kelas 2 SMU itu? Melihat tingkah lakunya yang gelisah, tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga saya? Mau merampok? Bukankah sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu? Siang hari saat orang-orang lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyak diberitakan koran. Atau dia punya masalah dengan Yudi, anak saya?

Kenakalan remaja saat ini tidak lagi enteng. Tawuran telah menjadikan puluhan remaja meninggal. Saya berdoa semoga lamunan itu salah semua. Tapi mengingat peristiwa buruk itu bisa saja terjadi, saya mengunci seluruh pintu dan jendela rumah. Di rumah ini, pukul sepuluh pagi seperti ini, saya hanya seorang diri. Kang Yayan, suami saya, ke kantor. Yudi sekolah, Ani yang sekolah sore pergi les Inggris, dan Bi Nia sudah seminggu tidak masuk.

Jadi kalau lelaki yang selalu memperhatikan rumah saya itu menodong, saya bisa apa? Pintu pagar rumah memang terbuka. Siapa saja bisa masuk.

Tapi mengapa anak muda itu tidak juga masuk? Tidakkah dia menunggu sampai tidak ada orang yang memergoki? Saya sedikit lega saat anak muda itu berdiri di samping tiang telepon. Saya punya pikiran lain. Mungkin dia sedang menunggu seseorang, pacarnya, temannya, adiknya, atau siapa saja yang janjian untuk bertemu di tiang telepon itu. Saya memang tidak mesti berburuk sangka seperti tadi. Tapi dizaman ini, dengan peristiwa-peristiwa buruk, tenggang rasa yang semakin menghilang, tidakkah rasa curiga lebih baik daripada lengah?

Saya masih tidak beranjak dari persembunyian, di antara kain gorden, di samping kaca nako. Saya masih was-was karena anak muda itu sesekali masih melihat ke rumah. Apa maksudnya? Ah, bukankah banyak pertanyaan di dunia ini yang tidak ada jawabannya.

Terlintas di pikiran saya untuk menelepon tetangga. Tapi saya takut jadi ramai. Bisa-bisa penduduk se-kompleks mendatangi anak muda itu. Iya kalau anak itu ditanya-tanya secara baik, coba kalau belum apa-apa ada yang memukul.

Tiba-tiba anak muda itu membalikkan badan dan masuk ke halaman rumah. Debaran jantung saya mengencang kembali. Saya memang mengidap penyakit jantung. Tekad saya untuk menelepon tetangga sudah bulat, tapi kaki saya tidak bisa melangkah. Apalagi begitu anak muda itu mendekat, saya ingat, saya pernah melihatnya dan punya pengalaman buruk dengannya. Tapi anak muda itu tidak lama di teras rumah. Dia hanya memasukkan sesuatu ke celah di atas pintu dan bergegas pergi. Saya masih belum bisa mengambil benda itu karena kaki saya masih lemas.

Saya pernah melihat anak muda yang gelisah itu di jembatan penyeberangan, entah seminggu atau dua minggu yang lalu. Saya pulang membeli bumbu kue waktu itu. Tiba-tiba di atas jembatan penyeberangan, saya ada yang menabrak, saya hampir jatuh. Si penabrak yang tidak lain adalah anak muda yang gelisah dan mondar-mandir di depan rumah itu, meminta maaf dan bergegas mendahului saya. Saya jengkel, apalagi begitu sampai di rumah saya tahu dompet yang disimpan di kantong plastik, disatukan dengan bumbu kue, telah raib.

Dan hari ini, lelaki yang gelisah dan si penabrak yang mencopet itu, mengembalikan dompet saya lewat celah di atas pintu. Setelah saya periksa, uang tiga ratus ribu lebih, cincin emas yang selalu saya simpan di dompet bila bepergian, dan surat-surat penting, tidak ada yang berkurang.

Lama saya melihat dompet itu dan melamun. Seperti dalam dongeng. Seorang anak muda yang gelisah, yang siapa pun saya pikir akan mencurigainya, dalam situasi perekonomian yang morat-marit seperti ini, mengembalikan uang yang telah digenggamnya. Bukankah itu ajaib, seperti dalam dongeng. Atau hidup ini memang tak lebih dari sebuah dongengan?

Bersama dompet yang dimasukkan ke kantong plastik hitam itu saya menemukan surat yang dilipat tidak rapi. Saya baca surat yang berhari-hari kemudian tidak lepas dari pikiran dan hati saya itu. Isinya seperti ini: "Ibu yang baik, maafkan saya telah mengambil dompet Ibu. Tadinya saya mau mengembalikan dompet Ibu saja, tapi saya tidak punya tempat untuk mengadu, maka saya tulis surat ini, semoga Ibu mau membacanya. Sudah tiga bulan saya berhenti sekolah. Bapak saya di-PHK dan tidak mampu membayar uang SPP yang berbulan-bulan sudah nunggak, membeli alat-alat sekolah dan memberi ongkos. Karena kemampuan keluarga yang minim itu saya berpikir tidak apa-apa saya sekolah sampai kelas 2 STM saja. Tapi yang membuat saya sakit hati, Bapak kemudian sering mabuk dan judi buntut yang beredar sembunyi-sembunyi itu.

Adik saya yang tiga orang, semuanya keluar sekolah. Emak berjualan goreng-gorengan yang dititipkan di warung-warung. Adik-adik saya membantu mengantarkannya. Saya berjualan koran, membantu-bantu untuk beli beras.

Saya sadar, kalau keadaan seperti ini, saya harus berjuang lebih keras. Saya mau melakukannya. Dari pagi sampai malam saya bekerja. Tidak saja jualan koran, saya juga membantu nyuci piring di warung nasi dan kadang (sambil hiburan) saya ngamen. Tapi uang yang pas-pasan itu (Emak sering gagal belajar menabung dan saya maklum), masih juga diminta Bapak untuk memasang judi kupon gelap. Bilangnya nanti juga diganti kalau angka tebakannya tepat. Selama ini belum pernah tebakan Bapak tepat. Lagi pula Emak yang taat beribadah itu tidak akan mau menerima uang dari hasil judi, saya yakin itu.

Ketika Bapak semakin sering meminta uang kepada Emak, kadang sambil marah-marah dan memukul, saya tidak kuat untuk diam. Saya mengusir Bapak. Dan begitu Bapak memukul, saya membalasnya sampai Bapak terjatuh-jatuh. Emak memarahi saya sebagai anak laknat. Saya sakit hati. Saya bingung. Mesti bagaimana saya?

Saat Emak sakit dan Bapak semakin menjadi dengan judi buntutnya, sakit hati saya semakin menggumpal, tapi saya tidak tahu sakit hati oleh siapa. Hanya untuk membawa Emak ke dokter saja saya tidak sanggup. Bapak yang semakin sering tidur entah di mana, tidak perduli. Hampir saya memukulnya lagi.

Di jalan, saat saya jualan koran, saya sering merasa punya dendam yang besar tapi tidak tahu dendam oleh siapa dan karena apa. Emak tidak bisa ke dokter. Tapi orang lain bisa dengan mobil mewah melenggang begitu saja di depan saya, sesekali bertelepon dengan handphone. Dan di seberang stopan itu, di warung jajan bertingkat, orang-orang mengeluarkan ratusan ribu untuk sekali makan.

Maka tekad saya, Emak harus ke dokter. Karena dari jualan koran tidak cukup, saya merencanakan untuk mencopet. Berhari-hari saya mengikuti bus kota, tapi saya tidak pernah berani menggerayangi saku orang. Keringat dingin malah membasahi baju. Saya gagal jadi pencopet.

Dan begitu saya melihat orang-orang belanja di toko, saya melihat Ibu memasukkan dompet ke kantong plastik. Maka saya ikuti Ibu. Di atas jembatan penyeberangan, saya pura-pura menabrak Ibu dan cepat mengambil dompet. Saya gembira ketika mendapatkan uang 300 ribu lebih.

Saya segera mendatangi Emak dan mengajaknya ke dokter. Tapi Ibu, Emak malah menatap saya tajam. Dia menanyakan, dari mana saya dapat uang. Saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa itu tabungan saya, atau meminjam dari teman. Tapi saya tidak bisa berbohong. Saya mengatakan sejujurnya, Emak mengalihkan pandangannya begitu saya selesai bercerita.

Di pipi keriputnya mengalir butir-butir air. Emak menangis. Ibu, tidak pernah saya merasakan kebingungan seperti ini. Saya ingin berteriak. Sekeras-kerasnya. Sepuas-puasnya. Dengan uang 300 ribu lebih sebenarnya saya bisa makan-makan, mabuk, hura-hura. Tidak apa saya jadi pencuri. Tidak perduli dengan Ibu, dengan orang-orang yang kehilangan. Karena orang-orang pun tidak perduli kepada saya. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya harus mengembalikan dompet Ibu. Maaf."

Surat tanpa tanda tangan itu berulang kali saya baca. Berhari-hari saya mencari-cari anak muda yang bingung dan gelisah itu. Di setiap stopan tempat puluhan anak-anak berdagang dan mengamen. Dalam bus-bus kota. Di taman-taman. Tapi anak muda itu tidak pernah kelihatan lagi. Siapapun yang berada di stopan, tidak mengenal anak muda itu ketika saya menanyakannya.

Lelah mencari, di bawah pohon rindang, saya membaca dan membaca lagi surat dari pencopet itu. Surat sederhana itu membuat saya tidak tenang. Ada sesuatu yang mempengaruhi pikiran dan perasaan saya. Saya tidak lagi silau dengan segala kemewahan. Ketika Kang Yayan membawa hadiah-hadiah istimewa sepulang kunjungannya ke luar kota, saya tidak segembira biasanya.Saya malah mengusulkan oleh-oleh yang biasa saja.

Kang Yayan dan kedua anak saya mungkin aneh dengan sikap saya akhir-akhir ini. Tapi mau bagaimana, hati saya tidak bisa lagi menikmati kemewahan. Tidak ada lagi keinginan saya untuk makan di tempat-tempat yang harganya ratusan ribu sekali makan, baju-baju merk terkenal seharga jutaan, dan sebagainya.

Saya menolaknya meski Kang Yayan bilang tidak apa sekali-sekali. Saat saya ulang tahun, Kang Yayan menawarkan untuk merayakan di mana saja. Tapi saya ingin memasak di rumah, membuat makanan, dengan tangan saya sendiri. Dan siangnya, dengan dibantu Bi Nia, lebih seratus bungkus nasi saya bikin. Diantar Kang Yayan dan kedua anak saya, nasi-nasi bungkus dibagikan kepada para pengemis, para pedagang asongan dan pengamen yang banyak di setiap stopan.

Di stop-an terakhir yang kami kunjungi, saya mengajak Kang Yayan dan kedua anak saya untuk makan bersama. Diam-diam air mata mengalir di mata saya.
Ani menghampiri saya dan bilang, "Mama, saya bangga jadi anak Mama." Dan saya ingin menjadi Mama bagi ribuan anak-anak lainnya.


cerita ini hanya fiktif belaka apabila ada kesamaan cerita atau nama itu karena ketidak sengajaan

Masalah Adalah Hadiah



Masalah adalah hadiah Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin anda pernah mengalami pengalaman buruk yang tak menyenangkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sudut mata yg berkaitan uang saja.
Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Anda tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria.
Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis dan muka.
Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meskipun melalui anak sungai, belokan, kawasan kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di muara, setiap tetes air tahu, suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rumput, sebagian tertampung dalam sumur-sumur atau telaga. Sebagian kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang anda temui?
Masalah Adalah Hadiah.
Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya atau menjauhinya. Bila anda menganggap masalah sebagai halangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat kejayaan di balik setiap masalah.
Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk kesuksesan anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur kesuksesan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.
Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, dekapan hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tempat yang tinggi.
Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Beberapa ketika kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tidak berani mengatasi masalah, andatidak akan menjadi seseorang yang sejati.